SEKILAS TENTANG MOHAMMAD MANSJOER

Mohammad Mansjoer (lahir 15 September 1907) merupakan putra kedua dari pasangan Haji Asikin dan Nyi Mas Siti Sutiah.  Saat muda, ia sebenarnya ingin masuk ke Nederlands Indische Artsen School (sekolah dokter manusia) di Batavia (sekarang Jakarta), namun karena tidak ada orang Belanda yang mensponsorinya, ia batal masuk.  Ia kemudian  memasuki Nederlands Indische Veeartsen School di Bogor.

Setelah lulus tahun 1930, ia langsung ditempatkan di Veeartsenijkundig Institut (sekarang Balitvet) Bagian A, yang menangani penyakit hewan yang ditularkan lewat mikro-organisme dan virus.  Di lembaga ini ia dibina langsung oleh F.C. Kraneveld, seorang Profesor Belanda,  yang dianggapnya sebagai mentor dan senior yang sangat mahir dalam membimbing bawahannya.  Ia lalu tertarik untuk menekuni penyakit zoonosis, yaitu penyakit hewan yang ditularkan kepada manusia atau sebaliknya, dari manusia ke hewan.  Pada tahun 1954 Mohammad Mansjoer menjalani promosi Doktor dalam Ilmu Penyakit Menular pada sapi di Bali yaitu penyakit "ingusan".  Ia membuktikan bahwa penyakit "ingusan" adalah zoonosis setelah lendir dari sapi yang terkena di usap pada luka kecil pada pahanya.  Ia pun menderita bisul besar dari usapan lendir itu, dengan disertai demam.  Syukur alhamdullilah ia masih bisa sembuh!

Pada kesempatan lain, ia menjadi promotor dari dokter Heath, dalam penularan penyakit trakhoma, dari manusia ke manusia melalui usapan tangan ke mata yang terkena virus trakhoma.  Akibatnya iapun sangat dekat dengan dokter-dokter mata di RS Cicendo Bandung.  Sewaktu berkunjung ke Amerika Serikat, ia dianugerahi medali emas oleh American Association of Ophtalmologists, untuk sumbangannya mengenai trachoma.   Ia pernah diberi penghargaan dari pemerintah untuk tinggal setahun di negeri Belanda untuk mempelajari ilmu dan metodik terbaru dalam bidang mikrobiologi dan virologi.  Selama ia tinggal di Makassar sesudah kemerdekaan Indonesia, ia pernah diminta untuk mendirikan balai penelitian penyakit hewan di Indonesia bagian timur. Namun sebelum tugas itu selesai, ia sudah ditarik kembali ke Bogor. 
Selain Menjadi PNS di Balitvet, Mohammad Mansjoer juga menjadi gurubesar luar biasa dan Sekretaris Senat di Fakultas Kedokteran Hewan di Bogor.

Setelah hijrah ke Bandung pada tahun 1963, ia diangkat menjadi Wakil Rektor I bidang Akademik di Universitas Padjadjaran dan membidani pendirian Fakultas Peternakan dan Fakultas MIPA, sehingga iapun menjadi dekan pertama pada fakultas MIPA tersebut. Sampai akhir hayatnya, ia masih aktif membimbing, sampai-sampai mesin ketik pun dibawa ke tempat tidur di rumah sakit!  Mohammad Mansjoer meninggal pada tanggal 3 Juni 1984.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar